Site Overlay

Sulawesi Tengah Trip pt.03: Danau Tambing

Not all those who wander are lost – J.R.R. Tolkien

Saya ditanya “Kamu tidak terbiasa mengucapkan selamat pagi ya?”

Pertanyaan sederhana namun tepat di sasaran, jawabannya adalah tergantung. Pagi hari itu saya belum siap bertemu dengan manusia lain, sementara saya sudah bangun karena tidak ingin terlambat bersiap ke tujuan berikutnya.

Pertanyaan tersebut diajukan sehari sebelumnya, dan saya berjanji pada diri sendiri akan selalu bersiap berjumpa manusia lain begitu bangun. Maka saat sarapan pagi-pagi buta saya mengucapkan salam “selamat pagi” kepada semua orang.

Setelah sarapan, kita bergegas menuju lokasi berikutnya yaitu Danau Tambing di salah satu sisi hutan Lore Lindu untuk melihat burung seharian. Namun saya tidak memotret burung satupun karena kamera saya tidak dirancang untuk kegiatan tersebut, jadi harap menikmati foto tanaman dan beberapa pemandangan ya.

Kita berada di tempat ini sampai menjelang sore menikmati bunyi burung-burung yang beterbangan. Satu hal yang saya perhatikan adalah tempat ini cenderung bersih, namun rupanya bukan karena semua orang peduli kebersihan. Karena kebetulan belum banyak dikunjungi orang saja, karena bahkan ada orang yang tampaknya ‘penghuni’ seenaknya membuang bungkus bekas rokok ke balik pohon.

Masalah kebersihan memang belum menjadi prioritas utama banyak orang. Entah mereka mikir karena ada petugas atau ya emang ga peduli aja.

Setelah makan siang, kita diajak untuk mencari Nepanthes yang hidup di semak-semak di sisi jalan. Kita melihat beberapa pekerja yang sedang memperbaiki sisi jalan supaya keras dan solid. Terjadilah salah satu pembicaraan yang menarik dengan Thea di sisi jalan.

“Mereka tidak seharusnya bekerja kasar, karena panas matahari dan mengangkut batu seperti itu akan membuat persendian mereka cepat rusak. Mereka akan sakit di hari tua nanti”

“Pemerintah seharusnya menyediakan mesin untuk membangun jalan, bukan mempekerjakan warga untuk melakukan pekerjaan kasar” Lalu ia melanjutkan “Memang jika pakai mesin, maka banyak dari mereka yang tidak mendapat pekerjaan. Namun kalau jalanan cepat selesai dan bagus, maka roda perekonomian akan semakin membaik dan pada akhirnya mereka akan mendapatkan pekerjaan baru yang lebih enak”.

Teori yang menarik dan sekarang jadi kepikiran.

Setelah perbincangan barusan, kita kembali ke Danau Tambing untuk makan siang lalu kita semua kembali ke Kamarora. Di Kamarora, saya menyempatkan diri melihat-lihat sebentar suasana desa dan kemudian kita semua berpamitan dengan keluarga pak Reymond untuk kembali ke Palu.

Semalam di Palu, kita kembali berbincang-bincang dengan Thea dan Anette mengenai berbagai topik dan hal-hal lucu selama perjalanan. Menyenangkan sekali bisa berkenalan dengan dua ibu dari Belanda, semoga di lain kesempatan bisa berjumpa lagi dan berbincang mengenai banyak hal lain.

– the end-

pt. 01:

pt.02:

at the Tambing Lake
at the Tambing Lake
green
green
green
green
green
green
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
Pak Reymond dan Anette mengamati burung
Pak Reymond dan Anette mengamati burung
Lemi the Space Wanderer
Lemi the Space Wanderer
Boron at the trees
Boron at the trees
Danau Tambing camp
Danau Tambing camp
coffee
coffee
Lemi the Space Wanderer
Lemi the Space Wanderer
Lemi the Space Wanderer
Lemi the Space Wanderer
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
photo by Heidy Patricia
Boron by the river
Boron by the river
boron in the wood
boron in the wood
tree trunk
tree trunk
watching birds
watching birds
bird watching
bird watching
a bug
a bug
nepanthes
nepanthes
orchid
orchid
nepanthes
nepanthes
Boron
Boron
mountains
mountains